Halaman

Kamis, 25 Oktober 2012

LAJU ENDAP DARAH



LAJU ENDAP DARAH


NAMA LAIN

-          Sedimentation rate (SR)
-          Erythrocyte sedimentation rate (ESR)
-          Biernacki Reaction
-          Sed Rate
-          Kecepatan endap darah (KED)
-          Laju sedimentasi eritrosit

SEJARAH TES

LED ditemukan tahun 1897 oleh dokter berkebangsaan Polandia, Edmund Biernacki. Di belah dunia lain, tes ini selanjutnya dikenal dengan Biernacki Test (singkatan dalam bahasa Polandia adalah OB = Odczyn Biernackiego.)

Pada tahun 1918 ahli patologi kebangsaan Swedia, Robert Sanno Fåhræus bersama dengan Alf Vilhelm Albertsson Westergren, mengumumkan tes yang dikenal dengan nama Fåhræus-Westergren test (FW test), di Inggris biasa disebut Westergren test, yang menggunakan Natrium Sitrat (sodium citrate) sebagai anti koagulasi.

PENGERTIAN

Laju endap darah diatur oleh keseimbangan antara faktor pro-sedimentasi (terutama fibrinogen) dengan faktor-faktor yang menghalangi sedimentasi, yang disebut “lengkungan negatif eritrosit” atau zeta potential. Peningkatan jumlah fibrinogen dalam darah selama proses inflamasi/pembengkakan menyebabkan eritrosit melekat satu sama lain, membentuk semacam timbunan yang disebut rouleaux.

Laju Endap Darah (LED) mengukur berapa milimeter per jam eritrosit mengendap di dasar tabung tes (tabung Westergen). Rouleaux mengendap lebih cepat dibanding eritrosit, sehingga peningkatan LED mengindikasikan pasien mengalami inflamasi.  

Catatan: Selain LED, dokter akan menganjurkan tes tambahan untuk mendiagnosa inflamasi serta tambahan pemeriksaan CRP untuk menentukan apakah pasien benar-benar terkena infllamasi.
Tidak semua keadaan inflamasi menyebabkan peningkatan LED, sehingga jika LED normal belum tentu tidak ada inflamasi.

Formasi Rouleaux dapat pula terjadi bersamaan dengan penyakit limfoproliferatif dimana satu atau lebih imunoglobulin disekresi dalam jumlah besar. Secara fisiologis, formasi Rouleaux biasa ditemukan pada hewa-hewan seperti kuda, kucing dan babi.


BAGAIMANA TES DILAKUKAN?

·         Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan Westergreen.
·         Selisih hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak jauh jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe.
·         Kenyataan inilah yang menyebabkan para klinisi lebih menyukai metode Westergreen daripada metode Wintrobe. Selain itu, International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen

KEGUNAAN TES

·         Screening kesehatan umum (Medical Check Up), tetapi tidak efektif
·         Untuk screening inflamasi
·         Membantu pengobatan inflamasi
·         Mendiagnosa penyakit seperti multiple myeloma, temporal arteritis, polymyalgia rheumatics, bermacam-macam penyakit auto-imun, SLE, dan gagal ginjal kronis. Pada beberapa kasus, LED dapat meningkat hingga 100 mm/h
·         Biasa pula digunakan sebagai diagnosa pembanding pada penyakit Kawasaki (Kawasaki’s disease)
·         Membantu diagnosa beberapa penyakit infeksi kronis seperti TBC dan endokarditis
·         Komponen dari PDCAI, yaitu suatu indeks untuk menentukan tingkat keganasan penyakit inflamasi anus pada anak.
·         Dapat pula digunakan dalam perhitungan kasar terhadap respon penyakit Hodgkin’s Lymphoma. LED digunakan untuk menentukan satu dari beberapa kemungkinan faktor efek samping dalam yang timbul dari penyakit Hodgkin’s Lymphoma, yang disebut Wintrobe Methode.

PENANGANAN PASIEN

Beberapa kondisi pada pasien akan mempengaruhi hasil pemeriksaan, seperti:
·         Sedang hamil
·         Sedang menstruasi
·         Menderita anemia

Jangan lupa untuk mencatat usia pasien, karena LED meningkat searah dengan usia.


PEMAHAMAN HASIL TES

Nilai rujukan/normal LED  adalah :
·         Pria < 50th : 0 – 15 mm/h
·         Pria > 50th : 0 -  20 mm/h
·         Wanita < 50th : 0 – 20 mm/h
·         Wanita > 50th : 0 – 30 mm/h
·         Anak-anak : 0 – 10 mm/h
·         Bayi baru lahir : 0 – 2 mm/h

Nilai LED tinggi dapat mengindikasikan :
·         Infalamasi
·         Rheumatoid Arthritis
·         Systemic Lupus Erythomatesus
·         Appendicitis (radang usus buntu)
·         Pneumonia
·         Gagal ginjal kronis
·         Lymphoma
·         Penyakit radang panggul
·         Penyakit kelenjar tiroid
·         Giant cell arteritis (pembengkakan pembuluh darah)
·         Rematik Polimyalgia
·         Toxemia pada kehamilan (preeclampsia)

Nilai LED rendah dapat mengindikasikan :
·         Penyakit sel bulan sabit
·         Hiperglikemia
·         Polisitemia

HUBUNGAN DENGAN TES LAINNYA

·         CRP atau C-Reactive Protein adalah protein fase akut yang dihasilkan oleh liver selama proses inflamasi. Karena CRP dalam darah meningkat lebih cepat setelah proses inflamasi atau infeksi dimulai, LED sering digunakan sebagai pengganti penrhitungan CRP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar