Jumat, 26 Oktober 2012
Open Minded: Inti bangkit dari Zona Nyaman
Seorang teman berujar "Ayolah, jangan diam terus di zona nyaman". Ajakan teman saya tersebut untuk mengundang saya dalam investasi yang ditanamnya. Meski saya katakan sejujurnya bahwa alasannya bukan masalah "zona", tapi masalah keterbatasan biaya, tenaga dan waktu.
Sejak saya kuliah dulu, memang mahasiswa di perguruan tinggi kami selalu dijejali ilmu efisiensi dan efektif. Jadi mungkin pola pikir saya, kalau tidak efisien dan tidak efektif untuk apa dijalankan.
Kembali ke Zona Nyaman atau Comfort Zone. Apa sebetulnya definisi dari istilah ini?
Istilah Comfort Zone sendiri, sebelumnya banyak digunakan untuk menunjukkan kondisi lingkungan atau ruangan yang nyaman bagi tubuh manusia untuk menjalankan aktifitas. Ruangan dengan suhu 13-21derajat C dengan kelembaban 30-55% dikatakan zona nyaman. Dengan demikian, batasannya jelas dan sangat obyektif.
Agak sulit ketika istilah Zona Nyaman dikaitkan dengan lingkungan abstrak, seperti kepuasan kerja. Sehingga definisi zona nyaman pada setiap orang berbeda-beda karena sifatnya yang sangat subyektif.
Saya tidak mengatakan bahwa ajakan para motivator untuk bangun dari zona nyaman salah. Memang orang-orang mesti dibangkitkan dari suatu keadaan yang melenakan. Tetapi rasanya sulit hal ini dijalankan.
Seseorang yang mengabdi lebih dari 25 tahun di satu perusahaan dan akhirnya menduduki posisi puncak, apakah tidak mau bangkit dari zona nyaman? Bagaimana dengan guru-guru di pedalaman yang mengajar puluhan tahun untuk mencetak murid-murid yang pintar? Apakah tidak mau bangkit dari zona nyaman.
Karena kesubyektifan inilah, sebaiknya kita tidak mengukur zona nyaman dari sesuatu yang nampak (tempat, penghasilan, waktu, dsb). Melainkan dari mindset. Ya, pola pikir kita. Anda yang ingin mengabdi pada profesi yang telah digeluti, jangan ragu untuk melangkah. Yang perlu diperhatikan, jangan sampai pola pikir kita terjebak dalam zona yang meninabobokan.
Bila merujuk ke teori Sistem, maka dikatakan bahwa ada dua tipe sistem, yaitu Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka. Sistem tertutup tidak terpengaruh oleh keadaan lingkungan, sedangkan sistem terbuka selalu terbuka dengan keadaan lingkungan. Istilah open minded merujuk pada sikap yang selalu terbuka akan masukan orang, tidak anti kritik dan tentunya tidak anti perubahan.
Jadi, apakah Anda sudah siap meninggalkan pola pikir yang sangat menyamankan zona Anda?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar